![]() |
Paguyuban Singo Ludro mengadakan acara bagi bagi takjil dibarengi dengan atraksi seni reog ponorogo. |
DerapHukumPos.com --Kota Malang - Paguyuban Singo Ludro merupakan persaudaraan pelestari reog Ponorogo Lawasan sedulur warok yang menjadi penjaga tradisi dengan memegang teguh pakem dan pewaris seni yang hampir terlupakan. Dalam bulan ramadhan ini paguyuban Singo Ludro juga mengadakan acara bagi bagi takjil dibarengi dengan atraksi seni reog ponorogo.
Saat ditemui disela-sela kesibukannya. R. Widiyatma Jendrawidjaya, mengatakan, Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan pelaku seni dari tiga Rukun Warga (RW), yaitu RW 5, RW 7, dan RW 8. Kolaborasi ini menunjukkan semangat kebersamaan dan gotong royong antarwarga dalam melestarikan budaya dan berbagi kebaikan. bagi-bagi takjil, ini tidak direncanakan sebelumnya, melainkan muncul secara spontan dari obrolan santai," tutur Pria akrab disapa Abah Higam ini, bertempat di sepanjang jalan terusan Dieng Malang, (09/02/2025) sore.
Lebih lanjut Abah Higam, Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini dilandasi oleh niat tulus untuk berbagi dan menjalin silaturahmi. Kegiatan ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian sosial antarwarga," tegasnya.
" Dengan adanya kolaborasi ini, semakin mempererat tali persaudaraan antar warga di lingkungan tersebut. Perpaduan Seni dan Kebaikan. Pengemasan acara bagi takjil dengan atraksi seni reog ponorogo, merupakan perpaduan antara seni dan kebaikan. Hal ini sangat menarik, dan menghibur masyarakat," sambug Pria berkopiah hitam.
Kendati demikian, kegiatan bagi-bagi takjil ini tidak hanya sekadar berbagi makanan, akan tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi, melestarikan budaya, dan menunjukkan kepedulian sosial," tambahnya.
Reog Ponorogo Singo Ludro bukan sekadar kelompok seni biasa. Singo Ludro merupakan persaudaraan pelestari reog Ponorogo lawasan sedulur warok sebagai penjaga tradisi yang memegang teguh pakem dan pewaris seni.
Markas Paguyuban Singo Ludro berada di Jalan Pisang Agung nomor 31, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Singo Ludro bukan sekadar kelompok seni, tetapi juga persaudaraan pelestari budaya. Mereka ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa seni tradisional memiliki nilai dan makna yang mendalam.
Dengan demikian, Singo Ludro berperan penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Reog Ponorogo, serta memperkenalkan seni tradisional ini kepada generasi muda," cetus Pria kelahiran Ponorogo.
Motivasi dan pelaksanaan kegiatan "uri-uri budoyo" (melestarikan budaya) dan bagi-bagi takjil oleh Paguyuban Singo Ludro. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan budaya tradisional Reog Ponorogo. ini menunjukkan komitmen paguyuban dalam menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang," harapannya.
Kegiatan bagi-bagi takjil merupakan bentuk kepedulian sosial dan berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan. ini juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Kegiatan ini didanai secara "urunan" atau gotong royong, yang berarti berasal dari sumbangan sukarela dari anggota paguyuban dan warga sekitar. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan ini murni dari masyarakat, untuk masyarakat. mencerminkan semangat kebersamaan dan solidaritas dalam melaksanakan kegiatan budaya dan sosial.
Dengan demikian, kegiatan ini merupakan perpaduan antara pelestarian budaya, kepedulian sosial, dan semangat gotong royong," pungkasnya. (Nadir)